Memaknai Car Free Day

20.01

Senin, 10 Mei 2010
Memaknai Car Free Day
Oleh: Daniel Hermawan
HARI Minggu (25/4), selama tiga jam dari pukul 06.00 - 09.00 WIB, Jln. Ir. H. Djuanda atau Jln. Dago tertutup bagi kendaraan bermotor. Semua kendaraan yang menggunakan mesin tidak diperkenankan melewati ruas Jln. Cikapayang hingga Simpang Dago saat uji coba program car free day dilakukan. Dan Minggu (9/5) program tersebut, secara resmi diluncurkan oleh Wali Kota Bandung, Dada Rosada.

Car free day merupakan program pemerintah yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April. Saat ini, Bumi yang kita huni sudah mengalami kerusakan yang parah. Banjir, tanah longsor, dan kebakaran seakan menjadi bencana rutin di Indonesia. Musim kemarau dan penghujan yang berkepanjangan membuat banyak bencana alam terjadi di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.

Suhu udara yang meningkat akibat pemanasan global (global warming) membuat bongkahan es di kutub mengalami pencairan. Hal ini juga mengakibatkan banyak pulau-pulau rendah di dunia yang tenggelam terendam oleh peningkatan debit air laut. Kota Bandung yang beberapa tahun lalu dikenal sebagai kota yang sejuk, kini mengalami peningkatan suhu yang drastis. Sungguh ironis memang.

Belum lagi polusi udara yang semakin meningkat akibat aktivitas industri dan kendaraan bermotor membuat banyak penduduk Indonesia terjangkit penyakit paru-paru dan TBC. Emisi gas buang kendaraan bermotor yang terus meningkat tanpa diimbangi ketersediaan pohon sebagai "netralisator" gas CO2 yang memadai membuat Bumi mengalami efek rumah kaca. Belum lagi penggunaan freon yang berlebihan membuat lapisan ozon mengalami lubang sebesar Benua Amerika. Tak heran jika banyak bencana alam terjadi akhir-akhir ini karena aktivitas manusia yang tidak memperhatikan lingkungan.

Sejak tahun 1970, Hari Bumi mulai diperingati di seluruh dunia. Berbagai kegiatan dilakukan dalam upaya revitalisasi Bumi. Mulai dari konservasi tanah, reboisasi hutan, penghijauan, dan gerakan untuk mengurangi emisi gas buang. Sayangnya kegiatan-kegiatan penyelamatan Bumi ini belum dilakukan secara optimal. Banyak orang melakukan kegiatan tersebut hanya sesaat saja. Sebagian besar orang justru memilih tutup mata dan tidak peduli dengan langkah-langkah penyelamatan Bumi ini.

Sebagai contoh, program Earth Hour. Program ini dilakukan pada awal bulan April lalu selama 1 jam. Banyak negara yang mengikuti program ini dalam menghemat pasokan listrik dunia. Hasil dari kegiatan ini cukup signifikan untuk mengurangi biaya operasional listrik, yakni hingga 200 juta rupiah. Sayangnya tidak semua lapisan masyarakat ambil bagian dalam kegiatan ini. Kegiatan ini hanya terkonsentrasi di Jakarta, selebihnya kurang disosialisasikan ke masyarakat.

Langkah Pemkot Bandung sendiri dalam mengadakan car free day masih dalam tahap uji coba. Cita-cita pemkot untuk mewujudkan "Dago Walking Day" patut diacungi jempol, karena dapat mengurangi emisi gas kendaraan bermotor dan memulihkan kondisi udara yang tercemar.

Setelah diresmikannya car free day, Pemkot Bandung juga berencana akan menyebarluaskan jangkauan program ini ke wilayah Bandung Timur, Barat, dan Tengah agar hasil yang diperoleh semakin optimal.

Pada dasarnya, kegiatan penyelamatan Bumi yang dilakukan pemerintah merupakan hal yang baik. Namun, alangkah lebih baiknya lagi jika pemerintah dapat menjalin kerja sama yang baik dengan warga sekitar. Tentu upaya menyelamatkan Bumi bukanlah upaya sekelompok orang saja, melainkan seluruh elemen masyarakat yang tinggal di dalamnya. car free day mungkin hanya satu dari sekian banyak program yang diadakan pemerintah dalam rangka memperingati Hari Bumi.

Saya rasa kita harus menjadikan setiap hari sebagai Hari Bumi. Kondisi Bumi yang memprihatinkan saat ini sudah seyogianya menggugah rasa kepedulian kita terhadap lingkungan di sekitar kita. Jika bukan kita yang menjaga dan merawat llingkungan sekitar, siapa lagi yang dapat melakukannya. Mulailah untuk peduli dan melestarikan lingkungan hidup di sekitar kita mulai dari sekarang! (Penulis, pelajar kelas XI-A IPA, SMAK 1 BPK Penabur Bandung)**

Sumber : http://www.klik-galamedia.com/indexnews.php?wartakode=20100510075019&idkolom=opinipendidikan

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

#GenerasiHarapanBangsa

#GenerasiHarapanBangsa